Selat Hormuz Ditutup: Dampak Perang Iran-Israel

keepgray.com – Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz di tengah konflik dengan Israel, sebuah langkah yang berpotensi memicu gangguan ekonomi global yang signifikan. Selat Hormuz, jalur perairan strategis di Teluk Persia, merupakan arteri vital bagi perdagangan dunia, khususnya minyak dan gas alam cair (LNG).

Menurut pemerintah Iran, lebih dari 17 juta barel minyak per hari diangkut melalui selat ini. Selain itu, ribuan kapal pengangkut LNG melintasi Selat Hormuz setiap bulannya. Penutupan selat ini diperkirakan akan berdampak langsung pada harga minyak dunia dan berpotensi menyebabkan instabilitas ekonomi global yang serius.

Laporan The Economic Times menyebutkan bahwa penutupan Selat Hormuz akan memicu tekanan ekonomi yang kuat, yang kemungkinan akan mendorong respons dari Amerika Serikat dan sekutunya. China, sebagai salah satu pembeli minyak terbesar dari Iran, juga diperkirakan akan terkena dampak negatif dari pemblokiran ini.

Ancaman pemblokiran ini diumumkan oleh anggota parlemen Iran, Esmaeil Kowsari, setelah Israel melancarkan serangan udara ke Teheran dan fasilitas nuklir Iran di Natanz. Kowsari menyatakan bahwa Iran sedang mempertimbangkan untuk memblokade Selat Hormuz, yang menjadi jalur utama bagi pasokan minyak dari negara-negara produsen seperti Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuwait. Qatar, sebagai negara eksportir gas terbesar di dunia, juga sangat bergantung pada jalur Selat Hormuz.