Dzikir & Doa Setelah Dhuha: Bacaan, Arti & Keutamaan

keepgray.com – Sholat Dhuha, ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan, menjadi wasilah untuk mendatangkan rezeki dan keberkahan jika dikerjakan di pagi hari, antara waktu setelah matahari terbit hingga menjelang waktu Zuhur. Salah satu amalan yang dianjurkan setelah menunaikan sholat Dhuha adalah berdzikir dan berdoa, karena waktu Dhuha merupakan momen mustajab untuk memohon kebaikan dunia dan akhirat, khususnya dalam urusan rezeki.

Mengutip buku Fikih Salat Sunnah karya Ali Musthafa Siregar, sholat Dhuha dilakukan setelah matahari terbit sekitar 7 hasta dari ufuk (sekitar pukul 07.00 waktu setempat) hingga sebelum masuk waktu Zuhur (sekitar pukul 11.00).

Abu Hurairah RA berkata, “Kekasihku (Rasulullah SAW) telah mewasiatkan aku tiga hal agar aku jangan tinggalkan sampai mati, yaitu puasa tiga hari setiap bulan, salat Dhuha dan salat Witir sebelum tidur.” Jumlah rakaat salat Dhuha minimal dua rakaat, dan bisa dilaksanakan hingga delapan rakaat atau lebih, sesuai kemampuan masing-masing.

Beberapa keutamaan sholat Dhuha yang diriwayatkan dari hadits Nabi SAW antara lain, “Di setiap pagi, setiap persendian salah seorang dari kalian mempunyai kewajiban sedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah… dan dua rakaat shalat Dhuha sudah mencukupi semua itu.” (HR. Muslim). Dalam hadits riwayat at-Tirmidzi dan Ibnu Majah dijelaskan bahwa orang yang membiasakan salat Dhuha dosanya akan diampuni oleh Allah SWT, meskipun dosa tersebut sebanyak buih di lautan. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang membiasakan menjaga salat Dhuha, maka dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang mengerjakan salat Dhuha tidak termasuk orang yang lalai.” (HR Baihaqi dan an-Nasai).

Dikutip dari buku Zikir Pagi Petang dan Setelah Shalat Menurut Al-Qur’an, Para Nabi, dan Pewaris Nabi karya Hamdan Hamedan, Rasulullah SAW disebut pernah mengamalkan bacaan dzikir setelah sholat Dhuha dengan dibaca 100 kali. Hal ini didasarkan pada perkataan Aisyah RA yang berkata Rasulullah SAW biasa membaca suatu doa usai sholat Dhuha (Al-Adab Al-Mufrad No 619). Rasulullah SAW juga biasa membaca doa serupa sejumlah 100 kali dalam suatu majelis atau pertemuan (HR Abu Dawud No 1516). Berikut bacaan doa yang dimaksud,

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Arab-latin: Allaahummagfirlii, wa tub ‘alaiya innaka antat-tawwaabur- rahiim.

Artinya: “Ya Allah ampunilah aku dan terimalah tobatku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Pengasih.”

Berikut beberapa dzikir dan istighfar yang juga dapat diamalkan setelah sholat Dhuha:

1. Istighfar (memohon ampun)

أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ الَّذِي لاَ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Latin: Astaghfirullāhal-‘azhīma alladzī lā ilāha illā huwa al-ḥayyul-qayyūmu wa atūbu ilayh.

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya, dan aku bertaubat kepada-Nya.”

2. Tasbih, Tahmid, Takbir, dan Tahlil

Subhānallāh, Alḥamdulillāh, Allāhu akbar, Lā ilāha illallāh

Bacaan ini merupakan dzikir umum yang sangat dianjurkan setelah setiap sholat. Bisa dibaca masing-masing 33 kali atau sesuaikan kemampuan.

Doa Setelah Sholat Dhuha

اللَّهُمَّ إِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاؤُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاؤُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ, اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ, بِحَقِّ ضُحَائِكَ، وَبَهَائِكَ، وَجَمَالِكَ، وَقُوَّتِكَ، وَقُدْرَتِكَ، آتِنِي مَا آتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ

Latin: Allāhumma innad-dhuhā’a dhuhā’uka, wal-bahā’a bahā’uka, wal-jamāla jamāluk, wal-quwwata quwwatuk, wal-qudrata qudratuk, wal-‘iṣmata ‘iṣmatuk. Allāhumma in kāna rizqī fis-samā’i fa’anzilhu, wa in kāna fil-arḍi fa-akhrijhu, wa in kāna mu’assiran fa-yassirhu, wa in kāna ḥarāman fa-ṭahhirhu, wa in kāna ba’īdan fa-qarribhu. Biḥaqqi dhuhā’ika, wa bahā’ika, wa jamālika, wa quwwatika, wa qudratika, ātinī mā ātayta ‘ibādakas-ṣāliḥīn.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu. Jika rezekiku berada di langit, maka turunkanlah. Jika berada di bumi, maka keluarkanlah. Jika sulit, mudahkanlah. Jika haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah. Dengan hak waktu Dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepadaku segala yang Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Membaca doa ini tidak wajib, namun sunnah dan dianjurkan. Para ulama sepakat bahwa setelah melakukan salat sunnah Dhuha, seorang muslim dianjurkan berdzikir dan berdoa kepada Allah dengan penuh harap, terutama doa-doa yang berisi permohonan akan rezeki, kemudahan hidup, dan perlindungan dari keburukan.