keepgray.com – Mantan penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, mendesak KPK untuk segera menemukan lokasi jet pribadi yang diduga berasal dari korupsi dana penunjang operasional dan program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah dan wakil kepala daerah Pemprov Papua tahun 2020-2022. Menurut Yudi, penemuan jet pribadi ini krusial agar penyitaan dapat segera dilakukan.
“Saya tentu berharap bahwa KPK bisa segera menemukan lokasi dari pesawat tersebut yang kemudian dilakukan penyitaan, sehingga nantinya kita harap kalau memang sumbernya adalah dari hasil tindak pidana korupsi bisa dirampas oleh negara dan dilelang ataupun dipergunakan untuk kepentingan negara pesawat pribadi tersebut,” ujar Yudi kepada wartawan pada Selasa (17/6/2025).
Yudi menjelaskan bahwa penyitaan jet pribadi tersebut penting untuk memulihkan kerugian negara akibat korupsi. Ia memahami bahwa proses penyitaan jet pribadi tidaklah mudah karena lokasinya yang tidak sembarang tempat. Oleh karena itu, Yudi menyarankan agar KPK berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait untuk menemukan keberadaan jet tersebut.
“Karena hal ini penting untuk memulihkan kembali aset aset hasil dari korupsi atau yang kita kenal asset recovery, itu lah sebabnya maka penyitaan ini begitu penting bagi proses penyidikan yang dilakukan oleh KPK,” imbuhnya.
KPK sendiri sedang mengusut pembelian jet pribadi yang diduga menggunakan dana penunjang operasional dan program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah dan wakil kepala daerah Pemprov Papua tahun 2020-2022. Ketua KPK, Setyo Budiyanto, menyatakan bahwa pihaknya telah memiliki informasi mengenai lokasi jet pribadi tersebut, namun masih dirahasiakan untuk kepentingan penyidikan.
“Sementara sih kami sudah sedikit banyak sudah terinformasi, tinggal memastikan saja. Tapi sementara, ya statusnya masih kita rahasiakan. (Lokasi persisnya) ada di suatu tempat,” kata Setyo Budiyanto pada Jumat (13/6).
Setyo menambahkan bahwa KPK membutuhkan informasi dari masyarakat terkait keberadaan jet tersebut. KPK juga belum memutuskan apakah jet pribadi tersebut akan dibawa ke Indonesia atau dititipkan di negara tempat jet itu ditemukan.
Kasus ini merupakan pengembangan dari penyidikan kasus korupsi mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe, yang merugikan negara sebesar Rp 1,2 triliun. Tersangka dalam kasus ini adalah Bendahara Pengeluaran Pembantu Kepala Daerah Provinsi Papua, Deus Enumbi, yang diduga melakukan korupsi bersama dengan Lukas Enembe. KPK menemukan indikasi pembelian jet pribadi menggunakan dana operasional kepala daerah Papua, yang melibatkan warga negara Singapura bernama Gabriel Isaak.