keepgray.com – Dosen Antropologi Kesehatan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Prof. Dr. Atik Triratnawati, dikukuhkan menjadi Guru Besar bidang Antropologi Kesehatan UGM dengan mengangkat disertasi tentang masuk angin sebagai fenomena budaya.
Atik dikukuhkan sebagai guru besar pada Selasa (10/6) di Balai Senat UGM. Dalam disertasinya, Atik menjelaskan bahwa masuk angin merupakan fenomena yang berada di antara bidang medis dan budaya, khususnya dalam budaya Jawa.
Menurut Atik, masyarakat Jawa memiliki konstruksi budaya terkait masuk angin, yang diyakini disebabkan oleh tubuh yang terlalu banyak kemasukan angin. Oleh karena itu, kesehatan dianggap sebagai harmoni antara panas dan dingin. Istilah “masuk angin” berkembang dalam budaya atau masyarakat tertentu, sehingga dapat dikategorikan sebagai fenomena budaya.
Atik menjelaskan bahwa rasa sakit dan penyakit dibentuk oleh komunitas tempat penderita merasakan sakit. Label sakit, penyembuhan, gejala, pemulihan, dan sebutan-sebutan khusus dipengaruhi oleh budaya penderita. Sementara itu, dalam pandangan medis, penyakit didefinisikan oleh medis modern, seperti dokter, perawat, dan tenaga kesehatan.
Atik menambahkan bahwa masuk angin tidak ada dalam kamus medis modern. Dalam dunia medis, kondisi ini dikategorikan sebagai penyakit *common cold* atau flu. Dokter biasanya menyembuhkan masuk angin dengan obat flu atau obat *common cold*, yang mengatasi panas dingin.