Jejak Wahyu Pertama: Museum Al Wahyu & Al Quran

keepgray.com – Jemaah haji dan umrah yang tidak dapat mendaki Jabal Nur untuk melihat Gua Hira kini dapat mengunjungi Museum Al Wahyu dan Al Quran di kaki gunung tersebut, yang menampilkan replika gua tersebut.

Museum Al Wahyu (The Revelation Gallery) dan Museum Al Quran (The Holy Quran Museum) terletak di Distrik Budaya Hira, Makkah. Museum Al Wahyu dibuka pada tahun 2023, sedangkan Museum Al Quran baru diresmikan pada bulan Maret 2025. Kedua museum ini memungkinkan pengunjung untuk menelusuri jejak Nabi Muhammad saat menerima wahyu pertama di Gua Hira.

Replika Gua Hira dihadirkan di kedua museum. Di Museum Al Wahyu, replika tersebut dibuat serupa dengan aslinya di puncak Jabal Nur, sementara di Museum Al Quran, replika tersebut dibuat dengan ukuran yang lebih besar.

Saat detikHikmah mengunjungi Museum Al Wahyu bersama rombongan jemaah haji Aida Tourindo Wisata pada Minggu (15/6/2025), pengunjung disuguhi multimedia yang menceritakan kisah perjalanan Nabi Adam AS hingga wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Pengunjung laki-laki dan perempuan dipisahkan saat menonton film di mini teater. Film disajikan dalam bahasa Arab, diikuti dengan penjelasan dari pemandu dalam bahasa Indonesia.

Museum Al Wahyu memiliki empat mini teater yang menyajikan kisah berbeda. Mini teater terakhir memutar film tentang turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad. Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW turun di Gua Hira pada malam Nuzulul Quran, 17 Ramadhan. Malaikat Jibril datang membawa wahyu pertama, yaitu surat Al-‘Alaq ayat 1-5.

Setelah melihat proses turunnya wahyu dari Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW di Museum Al Wahyu, jemaah haji khusus Aida Tourindo Wisata mengunjungi Museum Al Quran, di mana mereka disambut dengan replika Gua Hira.

Perjalanan di Museum Al Quran dilanjutkan dengan melihat manuskrip Al-Qur’an dari berbagai era, termasuk yang ditulis di atas tulang, kulit, dan batu. Museum ini juga memamerkan manuskrip Al-Qur’an Utsman bin Affan, replika Al-Qur’an terbesar di dunia, dan salinan sulaman Al-Qur’an buatan tangan oleh Naseem Akhtar dari Pakistan.

Salah satu daya tarik utama Museum Al Quran adalah panel mosaik surah Al-Faatihah dan awal surah Al-Baqarah. Panel ini, yang dibuat oleh kaligrafer Mustafa Dhul-Fiqar dalam huruf Naskh, terdiri dari lebih dari 1 juta keping porselen mosaik. Detail dan keindahannya menarik perhatian pengunjung untuk berfoto dengan latar belakang panel tersebut.

Untuk mengunjungi Museum Al Wahyu dan Al Quran, pengunjung dikenakan biaya 25 Riyal per orang atau sekitar Rp 109 ribu. Untuk grup, harga tiket adalah 20 Riyal atau sekitar Rp 87 ribu.