Saham Cuan: Tambang & Bank Jadi Pilihan!

keepgray.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan sebesar 38,30 poin atau 0,53 persen, mencapai level 7.166 pada Jumat (13/6).

Selama sesi perdagangan, investor melakukan transaksi senilai Rp15,20 triliun, dengan total saham yang diperdagangkan mencapai 26,68 miliar lembar. Dalam sepekan terakhir, IHSG tercatat melemah tiga kali, meskipun secara keseluruhan mengalami penguatan sebesar 1,37 persen.

Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kautsar Primadi Nurahmad, menyatakan bahwa perdagangan saham selama periode 9 hingga 13 Juni 2025 ditutup dengan positif. Kapitalisasi pasar bursa meningkat 0,92 persen, dari Rp12.381 triliun menjadi Rp12.495 triliun pada penutupan pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian juga melonjak 15,52 persen, dari 24,28 miliar menjadi 28,05 miliar lembar saham.

Namun, rata-rata nilai transaksi harian mengalami penurunan sebesar 5,21 persen, dari Rp17,14 triliun menjadi Rp16,24 triliun. Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian naik 3,98 persen, dari 1,36 juta kali transaksi menjadi 1,42 juta kali transaksi.

“Investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp478,76 miliar pada hari ini, dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp48,582 triliun,” ujar Kautsar dalam keterangan resmi pada Rabu (28/5).

Lantas, bagaimana proyeksi pergerakan IHSG untuk sepekan ke depan?

Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, memperkirakan IHSG akan cenderung melemah pada pekan ini, dengan kisaran support 7.050 dan resistance 7.250. Beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG antara lain, ketegangan geopolitik yang meningkat setelah Israel menyerang Iran dan direspons dengan serangan balasan. Situasi ini meningkatkan ketidakstabilan politik global yang berpotensi mengganggu ekonomi dunia serta memicu lonjakan harga komoditas seperti minyak mentah dan emas.

Dari dalam negeri, pasar menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Juni 2025. Oktavianus memperkirakan BI rate akan tetap bertahan di 5,5 persen di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian. Sementara dari sisi global, pelaku pasar juga menunggu keputusan The Fed terkait suku bunga acuan (FFR) dalam FOMC Juni 2025.

“Konsensus memperkirakan FFR tetap di 4,5 persen, tetapi ada risiko kenaikan inflasi yang bisa memengaruhi arah kebijakan,” kata Oktavianus kepada CNNIndonesia.com, Minggu (15/6).

Berdasarkan analisis teknikal, Oktavianus merekomendasikan beberapa saham yang bisa dikoleksi, yaitu saham Aneka Tambang (ANTM) yang diproyeksikan dapat menyentuh level 3.660 pada pekan ini, dan saham Medco Energi Internasional (MEDC) yang diproyeksikan dapat menyentuh level 1.590 pada pekan ini.

Senada, Analis Teknikal MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memproyeksikan IHSG dalam sepekan ini bergerak mendatar alias sideways dalam kisaran support 7.042 dan resistance 7.240. Herditya mengatakan ada beberapa faktor yang diperkirakan akan memengaruhi arah pergerakan IHSG pekan ini. Pertama, investor yang masih mencermati perkembangan konflik geopolitik di Timur Tengah dan kelanjutan isu perang dagang yang dapat memicu ketidakpastian global.

Kedua, harga komoditas global, terutama emas, yang cenderung menguat sebagai respons atas meningkatnya ketegangan geopolitik. Ketiga, nilai tukar rupiah yang diperkirakan rentan mengalami pelemahan, seiring tekanan dari eksternal.

“Keempat, rilis data ekonomi penting, seperti data penjualan ritel dari China serta keputusan suku bunga dari bank sentral Indonesia, Amerika Serikat, dan China, juga menjadi perhatian pasar,” jelasnya.

Herditya menyarankan investor untuk mencermati beberapa saham dari emiten yang ia rekomendasikan, yaitu saham Tjiwi Kimia (TKIM) yang diproyeksikan dapat menyentuh level 6.700 pada pekan ini, saham BUMA Internasional Grup (DOID) yang diproyeksikan dapat menyentuh level 575 pada pekan ini, dan saham Bank Syariah Indonesia (BRIS) yang diproyeksikan bisa menyentuh level 2.750 pada pekan ini.