keepgray.com – Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI, dr. Edy Wuryanto, menegaskan bahwa kewenangan untuk menentukan kesehatan dan kelayakan calon jemaah haji sepenuhnya berada di tangan Kementerian Kesehatan. Ia mendorong penguatan koordinasi antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama, terutama dalam proses seleksi dan skrining kesehatan jemaah.
Edy menyatakan, “Penentuan istitha’ah atau kemampuan berhaji dari sisi kesehatan merupakan otoritas penuh Kementerian Kesehatan. Karena itu, Menkes dan Menag harus terus bersinergi,” usai kunjungan Timwas Haji DPR RI ke Daerah Kerja (Daker) Madinah, Kamis (13/6/2025).
Sorotan terhadap tingginya angka kematian jemaah haji Indonesia, khususnya dari kalangan lansia dan penderita penyakit kronis, menjadi perhatian Pemerintah Arab Saudi. Edy menilai perlu adanya evaluasi menyeluruh terhadap sistem skrining kesehatan jemaah.
“Saudi sangat menekankan pentingnya pembenahan sistem seleksi jemaah, terutama terkait aspek kesehatan. Ini menjadi perhatian serius yang harus segera ditindaklanjuti oleh Indonesia,” jelasnya.
Menanggapi wacana pembatasan usia maksimal jemaah haji hingga 90 tahun, Edy berpendapat bahwa usia bukanlah satu-satunya tolok ukur. Kondisi medis secara menyeluruh harus menjadi pertimbangan utama.
“Bukan soal usia. Ada lansia yang masih sehat dan mampu berhaji, tapi ada juga yang muda namun memiliki penyakit berat yang mengancam jiwa. Itu sebaiknya tidak diberangkatkan,” tutur politikus PDI-Perjuangan tersebut.
Edy juga menekankan pentingnya penggunaan instrumen penilaian kesehatan milik Kementerian Kesehatan yang dapat mengkategorikan jemaah berdasarkan tingkat risiko: tinggi, sedang, atau rendah. Ia menyarankan calon jemaah dengan kategori risiko tinggi mendapatkan pertimbangan khusus, termasuk penundaan keberangkatan jika diperlukan.
“Bila ada calon jemaah dengan risiko tinggi yang kemungkinan besar tidak mampu menjalankan rangkaian ibadah haji, maka sebaiknya tidak diberangkatkan. Dan keputusan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan,” pungkasnya.