Kemewahan petinggi Hamas di Qatar?

keepgray.com – Juru bicara Angkatan Pertahanan Israel (IDF) berbahasa Arab, Letnan Kolonel Avichay Adraee, merilis kartun pedas yang mengecam kepemimpinan Hamas. Kartun tersebut, yang dibagikan secara luas di media sosial, menggambarkan para pemimpin Hamas yang hidup dalam kemewahan, berbanding terbalik dengan penderitaan rakyat Gaza akibat konflik yang diprakarsai oleh kelompok tersebut.

Tindakan ini dipandang sebagai upaya propaganda Israel untuk mendiskreditkan posisi Hamas sebagai pejuang Palestina yang melawan pendudukan. Meskipun demikian, Israel dilaporkan terus menghadapi tantangan dalam upaya memojokkan Hamas, karena kelompok tersebut masih mendapatkan dukungan di Gaza.

Kartun yang dirilis Adraee secara visual menuduh Hamas mengeksploitasi warga sipil Palestina untuk keuntungan pribadi, lebih memprioritaskan kenyamanan dan kekuasaannya sendiri daripada kesejahteraan penduduk yang diklaimnya untuk dibela. Dalam kartun tersebut, para pemimpin Hamas digambarkan duduk di kursi emas, melahap hidangan mewah berisi daging, ikan, buah, dan makanan lezat lainnya. Di belakang mereka, kontras yang mencolok terlihat: seorang ibu Gaza yang hancur memeluk anaknya yang berdarah di antara reruntuhan, melambangkan biaya manusia yang nyata dari kebijakan dan tindakan Hamas.

“ISIS Hamas melahap kursi-kursi emas, sementara anak-anak di jalanan memimpikan sepotong roti yang dicuri para preman Hamas-ISIS ini dari mereka. Sungguh kutukan — ketika orang jahat kenyang dan orang miskin kelaparan,” kata Adraee, seperti dilansir JFeed. Pesan tersebut tidak hanya menargetkan Hamas, tetapi juga aliansi ideologisnya yang lebih luas dengan gerakan-gerakan ekstremis, menyoroti cara kelompok-kelompok tersebut memprioritaskan narasi “perlawanan” yang keras sambil memperkaya diri sendiri dengan mengorbankan warga sipil.

“Para pemimpin Ikhwanul Muslimin-ISIS Hamas tinggal di hotel-hotel mewah dan berbintang lima, tidak peduli dengan rakyat mereka,” tambah Adraee. “Mereka berbicara dengan slogan-slogan perlawanan palsu, yang telah menjadi bisnis perdagangan darah orang-orang tak berdosa. Para pemimpin Hamas tinggal di surga sementara rakyat mereka menderita di neraka.”

Tuduhan mengenai kehidupan mewah para petinggi Hamas ini bukanlah hal baru. Sebelumnya pada tahun 2022, *New York Post* pernah melaporkan bahwa tiga pemimpin tertinggi Hamas memiliki kekayaan bersih yang sangat besar, mencapai sekitar USD11 miliar, dan menikmati kehidupan mewah di Qatar. Mereka dilaporkan terlihat di klub diplomatik, difoto di jet pribadi, dan bepergian ke berbagai tempat.

Peran Qatar dalam konteks ini juga menjadi sorotan. Sebagai pendukung keuangan terbesar Hamas dan penyedia perlindungan bagi beberapa pemimpinnya, muncul pertanyaan apakah Qatar mengetahui rencana serangan terhadap Israel pada 7 Oktober. Melansir *Politico*, meskipun sebagian besar diskusi publik mengenai peristiwa 7 Oktober berfokus pada potensi keterlibatan Iran, pertanyaan tentang apa yang diketahui Qatar dan kapan mengetahuinya menjadi sama mendesaknya bagi para pemimpin Barat yang telah memperlakukan emirat tersebut sebagai mitra tepercaya.

Seorang pejabat intelijen tinggi dari negara besar Eropa menyatakan kepada *Politico* bahwa negaranya masih menyelidiki apakah Qatar mengetahui serangan itu sebelumnya. Meskipun ada “asap,” belum ada bukti kuat yang ditemukan. Kemampuan Qatar dalam menjalin hubungan dengan berbagai pihak telah memungkinkannya memantapkan diri sebagai mediator pilihan terakhir bagi Barat di kawasan itu, peran yang juga dimainkannya dalam upaya yang sedang berlangsung untuk membebaskan sandera Israel yang ditawan Hamas.