keepgray.com – Terdapat sejumlah perbuatan yang tanpa disadari dapat menghapus pahala seorang Muslim. Perbuatan-perbuatan ini tergolong sebagai tindakan buruk yang seharusnya dihindari.
Sebagai seorang Muslim, sudah selayaknya kita melaksanakan amal ibadah dan perbuatan baik. Setelah melakukannya, amal kebaikan tersebut harus dijaga agar tidak terhapus dengan sia-sia. Lantas, apa saja tindakan yang secara diam-diam dapat menghapus pahala seseorang?
Imam Al Ghazali dalam kitabnya *Minhaj al-‘Abidin ila Jannah*, mendefinisikan *ujub* sebagai perasaan bangga terhadap amal saleh yang telah dikerjakan. Seseorang yang memiliki sifat *ujub* merasa dirinya lebih mulia dan lebih pantas masuk surga dibandingkan orang lain.
Sifat *ujub* ini dapat menghapus pahala seorang Muslim. Menurut buku *Dahsyatnya Ikhlas* oleh Mahmud Ahmad Mustafa, Rasulullah SAW pernah bercerita kepada para sahabat mengenai seseorang yang berkata, “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan.” Kemudian Allah SWT berfirman, “Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapus amalmu.” (HR Muslim).
Imam Al Munawi menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda *ujub* dapat menghapus amal saleh selama 70 tahun. Akan tetapi, 70 tahun bukanlah angka pasti, melainkan hanya sebuah kiasan untuk waktu yang sangat panjang.
*Syirik* adalah perbuatan menyekutukan Allah SWT. Perbuatan ini termasuk dalam kategori dosa besar dalam Islam dan wajib dihindari. Perbuatan *syirik* dapat menghapus amalan seseorang, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al An’am ayat 88 yang artinya: “Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.”
*Zalim* adalah perbuatan dosa yang dapat merusak kehidupan seseorang atau sekelompok orang. Perbuatan ini juga menyebabkan kesengsaraan bagi orang yang terzalimi. Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa pelaku *zalim* akan dihapus pahala kebaikannya.
Rasulullah SAW pernah bertanya kepada para sahabat, “Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Para sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki dirham maupun harta benda.” Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang bangkrut dari umatku ialah orang yang datang pada hari kiamat membawa pahala salat, puasa, dan zakat, namun ketika di dunia ia suka mencaci maki dan menuduh orang lain, makan harta orang lain, menumpahkan darah, dan memukul orang lain tanpa hak. Maka, orang-orang yang terzalimi itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikan pelaku *zalim*. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian ia akan dilemparkan ke dalam neraka.” (HR Muslim).
Mengungkit sedekah yang telah diberikan dapat menyakiti hati penerima sedekah. Orang yang melakukan perbuatan ini tidak akan mendapatkan ganjaran dari sedekahnya. Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 264 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima, seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian…”
Bermaksiat saat sendirian dapat menghapus pahala kebaikan sebesar gunung. Dari Tsauban RA, Nabi SAW bersabda, “Sungguh aku mengetahui suatu kaum dari umatku yang datang pada hari Kiamat dengan membawa banyak kebaikan sebesar Gunung Tihamah yang putih, tetapi kemudian Allah menjadikannya seperti debu yang berterbangan.” (HR Ibnu Majah)
*Ghibah* berarti bergunjing, yaitu membicarakan keburukan atau aib orang lain di saat orang tersebut tidak ada. Dosa *ghibah* dapat menghapus pahala atau amal kebaikan seseorang. Nabi Muhammad SAW menyebutkan empat perangai yang melekat pada manusia dan bisa hilang karena empat perkara lainnya: akal, agama, rasa malu, dan amal saleh. Kemarahan dapat menghilangkan akal sehat, hasud menghilangkan agama, tamak menghilangkan rasa malu, dan *ghibah* menghilangkan amal saleh.
Menurut buku *Ramadhan Bersama Nabi Tafsir dan Hadis Tematik di Bulan Suci* oleh Rosidin, *ghibah* menjadi salah satu penyebab amal kebaikan manusia tidak diterima oleh malaikat pada setiap pintu langit.
*Hasad* berarti dengki. Orang yang memiliki sifat ini tidak senang melihat orang lain mendapatkan nikmat dari Allah SWT. Mereka akan selalu iri hati melihat orang lain hidup senang. *Hasad* termasuk akhlak tercela yang dilarang oleh Allah SWT dan rasul-Nya. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jauhkanlah dirimu dari sifat dengki, karena dengki itu memakan semua kebaikan, sebagaimana api menghanguskan kayu bakar.” (HR Abu Dawud). Sifat *hasad* menjadikan hati seseorang kotor, sehingga amal ibadah yang mereka perbuat menjadi sia-sia.