6 Negara Islamofobia Teratas Dunia

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyuarakan kekhawatiran mendalam atas peningkatan “kefanatikan anti-Muslim” yang mengkhawatirkan. Dalam peringatan Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia pada 15 Maret, Guterres mendesak pemerintah untuk melindungi kebebasan beragama dan platform daring untuk mengendalikan ujaran kebencian.

PBB dan kelompok hak asasi manusia global telah mencatat lonjakan Islamofobia, bias anti-Arab, dan anti-Semitisme sejak dimulainya konflik Israel di Gaza 17 bulan lalu. Guterres menekankan bahwa peningkatan ini mencakup diskriminasi rasial, kebijakan diskriminatif yang melanggar hak asasi manusia, hingga kekerasan langsung terhadap individu dan tempat ibadah. Menurutnya, hal ini merupakan bagian dari gelombang intoleransi, ideologi ekstremis, dan serangan terhadap kelompok agama serta populasi rentan.

Ia menyerukan kepada pemerintah di seluruh dunia untuk memupuk kohesi sosial dan menjamin kebebasan beragama. Selain itu, Guterres juga mendesak platform daring untuk menindak tegas ujaran kebencian dan pelecehan, serta mengajak semua pihak untuk menentang kefanatikan, xenofobia, dan diskriminasi.

Dalam konteks peningkatan Islamofobia, laporan dari Pusat Dokumentasi tentang Islamofobia dan Rasisme Anti-Muslim menyebutkan bahwa Austria mencatat insiden Islamofobia tertinggi tahun lalu sejak pencatatan dimulai pada 2015. Laporan tersebut, yang dikutip Anadolu, menunjukkan peningkatan signifikan dalam kasus yang dilaporkan, terutama setelah pecahnya konflik Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023. Periode Oktober hingga Desember 2023 mencatat lebih banyak kasus dibandingkan sembilan bulan sebelumnya.

Sekolah menjadi lokasi utama peningkatan laporan insiden anti-Muslim sejak Oktober, dengan aduan datang dari orang tua, murid, dan guru. Secara keseluruhan, 66,7% insiden tercatat secara daring dan 33,7% secara luring. Sebagian besar kasus daring (87,8%) melibatkan penyebaran kebencian, di mana Muslim sering direndahkan dan dibandingkan dengan hewan. Laporan juga mencatat kecenderungan untuk menyalahkan Muslim sebagai satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas anti-Semitisme. Dari seluruh kasus yang dilaporkan, 40,8% berkaitan dengan perlakuan tidak setara, 19,5% penghinaan, 8,9% penyebaran kebencian, dan 2,6% serangan fisik.