6 Doa Penenang Hati: Arab, Latin, & Arti

keepgray.com – Di tengah dinamika kehidupan modern yang serba cepat, kegelisahan dan pikiran kalut menjadi tantangan bagi ketenangan hati dan jiwa. Doa menjadi kunci bagi umat Islam saat pikiran terus berputar tanpa henti.

Doa untuk ketenangan hati dan pikiran bukan sekadar ungkapan, melainkan ikhtiar spiritual untuk meraih kedamaian batiniah. Allah SWT memerintahkan hambanya untuk berdoa, sebagaimana firman-Nya dalam surah Gafir ayat 60 yang artinya, “Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina’.”

Dalam buku *Ampuhnya Fadhilah Dzikir & Doa Setelah Shalat Fardhu & Sunnah* karya H. M. Amrin Ra’uf, doa bukan hanya sumber ketenangan saat hati gelisah, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kondisi psikologis seseorang.

Berikut beberapa doa untuk ketenangan hati dan pikiran yang dapat diamalkan, seperti yang terangkum dalam buku *Doa Zikir Mohon Perlindungan & Ketenangan Hati* oleh Darul Insan:

1. **Doa Ketenangan Hati versi 1:**
“Allahumma inni a’udzubika minal ‘ajzi walkasali, waljubni, walharomi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wamin fitnatil mahyaa wal mamaat.”
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian.”
2. **Doa Ketenangan Hati versi 2:**
“Laa ilaaha illallahul ‘adziim al haliim laa ilaaha illallah rabbul ‘arsyil ‘azhiim, laa ilaaha illallah rabbus samaawati warabbul ardli warabbul arsyil kariim.”
Artinya: “Tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, Yang Maha Agung lagi Maha Penyantun. Tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, Rabb (Pemilik) ‘Arsy yang agung. Tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, Rabb langit dan juga Rabb bumi, serta Rabb pemilik ‘Arsy yang mulia.”
3. **Doa Ketenangan Hati versi 3:**
“Robbisrohlii sodrii, wayassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii.”
Artinya: “Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.”
4. **Doa Ketenangan Hati versi 4:**
“Rabbana laa tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana wahablana minladunka rahmatan innaka antal wahhab.”
Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia).”
5. **Doa Ketenangan Hati versi 5:**
“La ilaha illa anta subhanaka inni kuntuminadz-zalimin.”
Artinya: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.”
6. **Doa Ketenangan Hati versi 6:**
“Allahumma innī a’udzu bika minal hammi wal ḥazan wal ‘ajzi wal kasal wal bukhli waljubni wa dhala’id daini wa golabatirrijāl.”
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya hamba berlindung kepada-Mu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemas dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.”

Selain berdoa dengan tulus kepada Allah SWT, ada kunci penting lainnya untuk meraih ketenangan hati dan pikiran, yakni husnuzan atau berbaik sangka kepada Allah.

Dalam buku *Aqidah Akhlaq* karya Taofik Yusmansyah, husnuzan berasal dari kata “husnun” (baik) dan “zhannun” (prasangka). Husnuzan berarti memiliki prasangka baik, yaitu sikap tidak curiga terhadap hal-hal di luar diri kita, sambil tetap menganggap bahwa segala sesuatu itu baik.

Overthinking terjadi karena kita kurang berbaik sangka kepada Allah. Pikiran kita dipenuhi oleh skenario terburuk, seolah kita tidak percaya bahwa Allah selalu merencanakan yang terbaik bagi hamba-Nya.

Dengan berbaik sangka kepada Allah dan juga kepada sesama, kita dapat mengurangi kebiasaan overthinking. Ini akan membuat hati dan pikiran kita menjadi lebih tenang dalam menghadapi berbagai situasi, membawa kedamaian yang mendalam dalam hidup.

Wallahu a’lam.