keepgray.com – WASHINGTON – Pernikahan antara pemimpin negara dan pasangannya kerap menarik perhatian publik, terutama ketika terdapat perbedaan usia yang signifikan. Fenomena ini tidak hanya memicu diskusi mengenai dinamika rumah tangga, tetapi juga menyoroti norma sosial dan ekspektasi publik terhadap figur kenegaraan.
Salah satu pasangan yang sering menjadi sorotan adalah Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte Macron, yang memiliki perbedaan usia 24 tahun. Hubungan mereka bermula ketika Brigitte adalah guru drama di sekolah menengah Macron saat ia berusia 15 tahun. Meskipun orang tua Macron sempat mengirimnya ke Paris setelah mengetahui hubungan mereka, keduanya tetap menjaga kedekatan. Mereka akhirnya menikah pada tahun 2007 setelah Brigitte bercerai dari suaminya. Brigitte Macron pernah menyatakan kepada jurnalis Anne Fulda dalam bukunya “Emmanuel Macron: Seorang Pria Muda yang Sempurna,” bahwa “Tidak seorang pun akan menganggapnya aneh jika perbedaan usia itu dibalik. Orang-orang merasa sulit menerima sesuatu yang tulus dan unik.”
Macron bukanlah satu-satunya presiden yang menikah dengan pasangan yang memiliki selisih usia jauh. Contoh lain adalah mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan istrinya, Carla Bruni-Sarkozy, dengan perbedaan usia 13 tahun. Melansir *Business Insider*, Bruni-Sarkozy, yang dikenal sebagai mantan supermodel dan penyanyi-penulis lagu, bertemu Sarkozy di sebuah pesta makan malam pada tahun 2007. Pasangan ini kemudian menikah 11 minggu kemudian, tepatnya pada tahun 2008.
Fenomena pernikahan dengan perbedaan usia yang mencolok ini menunjukkan bahwa dinamika personal para pemimpin dunia seringkali menjadi bagian dari diskursus publik, menantang persepsi tradisional tentang hubungan dan usia.