25 Distributor Beras Oplosan Diperiksa Polri

keepgray.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa masyarakat mengalami kerugian hingga Rp 99 triliun dalam setahun akibat kasus beras oplosan. Menanggapi hal tersebut, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa pihaknya akan memeriksa 25 distributor terkait praktik tersebut.

“Sampai dengan hari ini, rencana kita adalah melakukan pemeriksaan terhadap 25 distributor ataupun produsen yang sementara ini terindikasi mengoplos beras,” kata Jenderal Sigit di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Kamis (17/7/2025).

Jenderal Sigit menambahkan bahwa pemeriksaan juga akan menyasar distributor maupun produsen yang mengisi beras di bawah standar yang tertera pada kemasan. Selain itu, pihak kepolisian bekerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk melakukan pengecekan laboratorium terhadap sampel beras.

Sebelumnya, Mentan Amran mengungkapkan adanya ratusan merek beras yang terindikasi melakukan pengoplosan dan telah beroperasi selama lebih dari satu tahun. Hal ini disampaikan saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di gedung Nusantara, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (16/7).

“Kalau ini Rp 99 triliun itu adalah kerugian masyarakat. Sebenarnya ini (nilai kerugian) satu tahun, tetapi kalau ini terjadi 10 tahun atau 5 tahun, karena ini bukan hari ini terjadi, ini sudah berlangsung lama. Tetapi nanti angkanya sudah pasti, bukan Rp 100 triliun, pasti di atas kalau ini dilacak ke belakang,” jelas Amran.

Modus pengoplosan beras yang dilakukan adalah dengan menukar beras premium dengan beras biasa, kemudian mengganti kemasannya. Amran menjelaskan bahwa harga beras tersebut kemudian dinaikkan, namun kualitasnya tidak sesuai dengan harga yang ditawarkan.

“Ini beras biasa, dijual dengan (label) premium. Beras curah ini tinggal ganti bungkus, dan ada foto-fotonya sama kami. Kami serahkan ke penegak hukum. Kemudian ini bungkus premium, ini tinggal mau beli yang mana. Jadi harganya yang naik, bukan kualitasnya yang naik,” tegas Amran.

“Ibaratnya emas 24 karat, sebenarnya ini 18 karat tetapi dijual 24 karat. Jadi ini kami temukan, bukan kami periksa. Kami, tim independen, ada 13 lab yang periksa seluruh Indonesia, termasuk Sucofindo,” pungkasnya.