16 Napiter Lapas Sentul Ikrar Setia NKRI

keepgray.com – Sebanyak 16 narapidana (Napiter) kasus terorisme di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Khusus Kelas IIB Sentul, Bogor, mengikrarkan kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam sebuah prosesi yang diadakan sebagai bagian dari program deradikalisasi.

Prosesi tersebut berlangsung di Gedung Workshop Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Sentul, Bogor, pada Selasa (15/7/2025). Para Napiter membacakan ikrar setia kepada NKRI dan mencium bendera Merah Putih di hadapan para saksi. Acara dilanjutkan dengan penandatanganan berkas ikrar, pembacaan Pancasila, serta yel-yel ‘NKRI Harga Mati’ yang diikuti oleh seluruh peserta.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi, menyatakan bahwa ikrar ini merupakan hasil nyata dari pembinaan yang telah dilakukan, menunjukkan perubahan pola pikir pada para Napiter. “Ikrar setia NKRI bukan hanya simbolik, tapi juga menandai perubahan pola pikir dan sikap para Napiter yang tentunya melalui proses panjang serta konsisten dalam pembinaan,” ujarnya.

Mashudi juga mengapresiasi Lapas Khusus Sentul dan BNPT atas sinergi dan peran aktif dalam memfasilitasi proses deradikalisasi. “Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja kolaboratif dan pendekatan yang bernilai kemanusiaan serta profesional dari para petugas dan mitra strategis,” tambahnya.

Kepala BNPT, Irjen Pol Eddy Hartono, menekankan pentingnya sinergi antarlembaga dalam penanganan Napiter. “Penanganan tindak pidana terorisme tidak bisa dilakukan sendiri. Kolaborasi yang kuat antara BNPT, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, dan mitra lainnya adalah kunci utama dalam proses deradikalisasi dan reintegrasi sosial,” katanya.

Selain prosesi ikrar, acara tersebut juga dirangkaikan dengan pembukaan Pelatihan Teknisi Air Conditioner bagi para Napiter, hasil kerja sama dengan PT Astra International Tbk. Head of Corporate Security PT Astra International Tbk, Selly Irfandy, menyatakan bahwa pelatihan ini adalah bukti kepedulian sektor swasta terhadap masa depan warga binaan. “Kami berharap keterampilan yang diberikan menjadi bekal berharga sehingga setelah bebas mereka memiliki kesempatan untuk bekerja dan hidup mandiri di tengah masyarakat,” tuturnya.